Kamis, 28 November 2013

Jenderal Spoor Garap DI/TII untuk Pukul Republik

Eddi Santosa - detikNews
Jenderal Spoor/dok hetdepot.com
 Den Haag - Jenderal Spoor diangkat sebagai Panglima Pasukan Belanda (1946) segera setelah pasukan Jepang ditaklukkan Pasukan Sekutu. Sebelumnya selama pendudukan Jepang di Indonesia, Spoor dan pasukannya ikut menghindar ke Australia.

Ketika kembali ke Batavia, Jenderal Spoor mendapati negeri bekas koloni tersebut telah berubah total: revolusi berkobar di mana-mana. Meskipun demikian, Jenderal Spoor sedikit pun tak merasa khawatir.

Dalam pandangan Panglima termuda dalam sejarah militer modern Belanda itu, para pejuang kemerdekaan itu tak lebih dari "rampokkers (perampok)” dan "roversbenden (gerombolan penyamun)”, yang menindas warganya sendiri.

"Jika mereka dapat dilumpuhkan, rakyat Indonesia dengan sendirinya akan kembali memilih Belanda," demikian Spoor, sebagaimana dipublikasikan NRC Handelsblad (23/11/2013) baru-baru ini.

Spoor meyakini bahwa TNI (mula-mula TKR pada 5 Oktober 1945, kemudian menjadi TNI pada 3 Juni 1947), tidak memiliki kapasitas untuk sungguh-sungguh melancarkan perang gerilya. Namun kata-kata Spoor tersebut terbukti sebaliknya. Pada 1948 situasi militer terutama di Jawa Barat semakin memburuk.

Pasukan Belanda terdesak dan banyak jatuh korban. Lagipula pasukan organik TNI ternyata bukan satu-satunya yang harus dihadapi oleh pasukan Belanda, melainkan juga gangguan perlawanan dari Darul Islam pimpinan Sekarmadji Kartosoewirjo dan milisi Bambu Runcing yang pro komunis.

Jenderal Spoor sudah memerintahkan Panglima Daerah Militer Jawa Barat Mayor Jenderal (Mayjen) Henri Durst Britt untuk melakukan penumpasan, namun operasi militer ini tak memberi jalan keluar. Prajurit-prajurit Durst Britt gagal menumpas perlawanan. Ratusan kepala desa dan ambtenaar (pejabat) pro Belanda diculik dan dibunuh
 Spoor naik pitam atas tindakan Mayjen Henri Durst Britt yang dinilainya kurang tegas dan memutuskan untuk turun tangan sendiri dengan merancang adu domba antara DI/TII dan Bambu Runcing di satu pihak melawan pasukan republik (TNI) di pihak lain.

Tanpa sepengetahuan staf jenderalnya, Spoor secara diam-diam membentuk mereka menjadi "organisasi pertahanan rahasia".


Spoor meyakinkan milisi-milisi di Jawa Barat itu agar menghentikan perlawanan lebih lanjut terhadap otoritas Belanda. Mereka harus menghentikan serangan-serangan dan selanjutnya dikerahkan untuk menggempur pasukan TNI.
Sebagai imbalannya, pasukan Belanda akan membiarkan mereka dan tidak akan menyerang mereka. Di samping itu mereka dipasok dengan senjata dan uang.

Untuk melatih pasukan "organisasi pertahanan rahasia" ini, ditunjuklah Kapten Raymond Westerling, yang saat itu baru kembali dari operasi pembantaian di Sulawesi Selatan.

DI/TII Ternyata Antek Jenderal Spoor?

Eddi Santosa - detikNews 
Kartosoewirjo (berpeci)/dok Fadli Zon
 Den Haag - Menjadi tanda tanya besar mengapa tentara resmi negara (TNI), yang merupakan gabungan para pejuang revolusi, bisa keteteran menghadapi gerombolan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)? Hampir seluruh Jawa Barat jatuh di bawah kontrol mereka.

Ternyata DI/TII di bawah pimpinan Sekarmadji Kartosoewirjo, yang mencita-citakan berdirinya negara Islam Indonesia, dibiayai dan dipasok senjata oleh Jenderal Spoor.

Hal itu terungkap dari sebuah nota rahasia Bureau Algemene Zaken van de Directie Beleidszaken Indonesi (Biro Urusan Umum Direktorat Urusan Kebijakan Indonesia), Kementerian Luar Negeri Belanda.

Nota tersebut ditemukan oleh promovendus F.J. Willems ketika sedang melakukan riset untuk penyusunan biografi Kapten Raymond Westerling, seperti dikutip detikcom dari NRC Handelsblad (23/11/2013) baru-baru ini.


Pada masa perang kemerdekaan RI, Jenderal Simon Hendrik Spoor adalah Panglima Tentara Belanda, meliputi Koninklijke Landmacht/KL (Angkatan Darat), Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger/KNIL (Tentara Nasional Hindia Belanda) dan Koninklijke Marine/KM (Angkatan Laut), dengan total kekuatan 140.000 prajurit dan mesin-mesin perang modern.

"Zeer geheim. Sangat Rahasia," demikian tertulis dengan torehan pena di atas nota itu. Diuraikan juga dengan jelas bahwa nota tersebut tidak untuk pihak ketiga, tidak untuk disebarluaskan.

Ketika Jan Rookmaaker diangkat sebagai Kepala Direktorat ini pada 1952, hubungan Belanda dengan bekas koloninya itu sedang berada pada titik terendah
 Kampanye sangat anti-Belanda digencarkan oleh pers Indonesia. Dalam komentar-komentar, Belanda dipersalahkan atas memburuknya situasi keamanan.

Situasi di Indonesia saat itu sedang berkobar perang saudara antara pasukan Republik, TNI, melawan gerombolan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Pasukan TNI terdesak pada posisi defensif. Sebagian besar wilayah Jawa Barat jatuh ke dalam kontrol DI/TII.
Pers Indonesia pada 1952 itu sudah memberitakan bahwa Belanda secara diam-diam menyokong gerakan ini untuk memulihkan kekuasaannya yang telah hilang.

Atas tuduhan-tuduhan media Indonesia itu, Rookmaker memutuskan untuk memerintahkan penyelidikan sejauh mana Belanda bertanggung jawab atas gangguan keamanan di Indonesia.

Tuduhan-tuduhan itu akhirnya ditepis, karena hanya beberapa 'petualang' Belanda saja yang bergabung dengan DI/TII. Meskipun demikian, Rookmaker kurang nyaman dengan hasil penyellidikan itu.

Dari nota itu juga terungkap bahwa Jenderal Spoor dengan sangat rahasia sudah menggarap DI/TII sejak 1948. Di samping DI/TII, Spoor juga merangkul gerombolan "Bambu Runcing", sebuah sayap milisi komunis, yang kurang begitu mendapat porsi perhatian dalam buku-buku sejarah di Indonesia.

Sabtu, 23 November 2013

Nazi punya jasa dalam penyusunan teks proklamasi Indonesia

 
mesin ketik nazi. ©2013 merdeka.com/angga yudha pratomo

 Reporter : Angga Yudha Pratomo
Merdeka.com - Proklamasi Kemerdekaan adalah momen paling bersejarah berdirinya Bangsa Indonesia. Banyak kisah menarik yang terjadi saat penyusunan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Salah satu fakta yang mungkin tidak terduga ialah jasa Nazi Jerman dalam pembuatan teks proklamasi.

Walaupun tidak banyak, namun bantuan Nazi saat itu sangatlah penting untuk kemerdekaan Indonesia. Apa peranan yang mereka lakukan untuk bangsa ini terhadap jalannya Proklamasi Kemerdekaan?

Kisah nyata ini berawal pada malam tanggal 16 Agustus 1945, saat sebuah draft proklamasi sudah dibuat oleh Soekarno , Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Seperti yang diketahui, pembuatan teks proklamasi tersebut dilakukan di rumah Laksamana Maeda, di Jl. Miyako-Doori 1, Jakarta. (sekarang Jl. Imam Bonjol No. 1, Menteng, Jakarta Pusat).

Namun, masalah yang tak terduga pun datang. Mesin ketik di rumah Maeda ternyata memakai huruf kanji. Untungnya, salah seorang ajudannya, Satsuki Mishima, mengetahui di mana bisa mendapatkan mesin ketik tengah malam itu.

Dia langsung pergi menggunakan mobil Jip kepunyaan Maeda untuk meminjam mesin ketik kepunyaan kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) di Indonesia.

Mesin ketik itu merupakan salah satu benda bersejarah di Indonesia. Namun, ketika tim merdeka.com datang ke Museum Proklamasi, pihak museum menyatakan mesin tik yang dipajang tersebut hanya barang replika.

Salah seorang staf pemandu Museum Proklamasi, Jaka Perbawa menuturkan mesin tik yang dipajang sudah disesuaikan bentuknya dengan mesin ketik bersejarah itu.

"Kalau Mesin ketiknya sendiri yang sekarang bukan, bukan yang milik Jerman. Kita cuma pengadaan saja. Hanya replika saja yang umum digunakan tahun 40an," kata Jaka saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (20/11).

Pihak museum tidak mendapat penjelasan detail tentang mesin tik itu. Walaupun saat pembangunan museum, pemerintah Indonesia memang memanggil orang Jepang yang pernah menjadi kepala rumah tangga di tempat ini, yaitu Satsuki Mishima.

Namun, Satsuki tidak pernah menceritakan soal pinjam meminjam tentang mesin ketik. Mungkin hal itu dianggap tidak terlalu penting.

Selain itu, Jaka mengakui pihaknya sampai saat ini juga tidak mendapat penjabaran mengenai apakah mesin ketik tersebut dikembalikan atau tidak setelah pihak Jepang meminjamnya dari Angkatan Laut (AL) Jerman.

"Dari Mioshi dan Nisijima (ajudan Maeda) juga Ahmad Soebardjo, tidak dijelaskan apakah (mesin ketik) itu kembalikan atau tidak. Saya sendiri sampai sekarang pun saya tidak tau percis di mana kantor Angkatan Laut Jerman berada di mana," tuturnya.

"Seandainya, misalkan ketika waktu itu masa persiapan museum ini didirikan, kita sudah menemukan dulu kantornya Angkatan Laut Jerman itu di mana. Kita telusuri ke Jerman, dan mungkin masih hidup orangnya yang meminjamkan," ujarnya.

Ketika ditanya lebih dalam mengenai keterlibatan Jerman selain mesin ketik, menurutnya hal itu tidak terlalu terkuak. Karena Jerman, saat itu berhubungan langsung dengan Jepang. Bukan dengan para pemimpin Indonesia.
Baca juga:
Hitler berlindung ke Indonesia karena kagumi Soekarno
Ada jejak Nazi di tanah Jawa
Cerita di balik kedatangan armada Nazi ke Jawa
Walther Hewel, elite Nazi sahabat Hitler, tinggal di Indonesia
Kisah tawanan Jerman buat Pulau Nias merdeka dari Belanda
Tentara U-Boat Jerman bantu gerilyawan RI lawan Belanda
[ian]

Minggu, 10 November 2013

Ini pidato Bung Tomo yang menggetarkan jiwa arek-arek Suroboyo

Reporter : Anwar Khumaini
bung tomo. ©wordress.com
Merdeka.com - Hari ini, 10 November adalah Hari Pahlawan yang diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia. Hari ini diperingati untuk mengenang pertempuran dramatis antara arek-arek Suroboyo melawan Tentara Inggris yang ingin menguasai Surabaya pada 10 November 1945.

Waktu itu Tentara Inggris mengultimatum warga Surabaya untuk menyerah kepada Inggris, dan memberikan bendera warna putih sebagai tanda telah menyerahkan diri. Namun ultimatum itu tidak diindahkan oleh arek-arek Suroboyo.

Tak dapat dipungkiri, pidato Bung Tomo pada 10 November 1945 menjadi penyemangat arek-arek Suroboyo untuk bangkit melawan, dan tidak gentar oleh serangan pasukan Inggris yang dilengkapi dengan senjata canggih. Dengan keyakinan yang tinggi, serta semboyan merdeka atau mati, arek-arek Suroboyo pantang menyerah dan dengan gagah berani melawan pasukan Inggris di Surabaya.

Seperti apa pidato Bung Tomo yang menggugah itu? Berikut pidato lengkap pria yang belum lama ini diangkat sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah tersebut:

Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.
Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan,
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!! 

Kamis, 21 Februari 2013

HUT PPM KE 32 : ZIARAH TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA

ZIARAH TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA

HUT PPM KE 32 : ZIARAH TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA

HUT PPM KE 32 : ZIARAH TAMAN MAKAM PAHLAWAN KALIBATA

Doa, Pemotongan Tumpeng, Hiburan Debus Syukuran HUT PPM ke 32 ke Granadha 9 Feb 2013

DUNIA PANGGUNG SANDIWARA bersama Ketua Mada PPM Jawa Barat 2012-2016 Drs Helmi Soetikno MM,MBA

BAND PUTRI - PUTRI PPM -- Lagu Buaya Darat

SEMUT MERAH bersama Obi Mesakh dan H Lulung

H SYARIF ABDULLAH S.Ag dalam Lagunya Malam Minggu

ANTARA CINTA DAN DUSTA bersama Ketua Umum PPM H Lulung dan Obi Mesakh

Rabu, 20 Februari 2013

Transformasi Paradigma Menuju Kebangkitan PPM


JAKARTA,1 Februari 2013 ( BERITA PPM ) Peringatan HUT ke-32 Pemuda Panca Marga (PPM) tahun ini, mengusung tema, “Transformasi Paradigma Menuju Kebangkitan PPM”. Puncak acara ditandai dengan ziarah ke TMP Nasional Kalibata, dilanjutkan dengan acara syukuran di Auditorium Balai Sarbini, Gedung Veteran RI (Plasa Semanggi), Sabtu (9/2) mendatang.
Ketua Panpel HUT ke-32 PPM, Abdilah Karyadi, kepada pers di Jakarta, Jumat (1/2) menjelaskan, organisasi wadah berhimpun anak dan keturunan Veteran RI yang dikenal dengan nama Pemuda Panca Marga, resmi berdiri dan dibentuk pada tanggal 22 Januari 1981, di Pandaan, Jawa Timur. “Pemilihan tema peringatan HUT kali ini, bertolak dari keinginan untuk melakukan transformasi nilai-nilai kejuangan para kader PPM, dari sikap militansi seperti yang dikenal selama ini ke sikap intelektual”, ujar Karyadi yang juga menjabat sebagai salah satu ketua Pimpinan Pusat (PP). PPM. Menurut Karyadi, dalam berbagai kesempatan acara konsolidasi organisasi, Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH, telah mencanangkan dan selalu mengingatkan bahwa periode masa bakti kepengurusan PP. PPM 2011-2015 sekaligus merupakan era kebangkitan PPM. Karenanya, segenap jajaran PPM di seluruh tanah air, mendukung dan bertekad menyukseskan apa yang telah dicanangkan tersebut. Kegiatan ziarah dan acara syukuran, menurut rencana akan diikuti lebih kurang 1200 anggota Resimen Yudha Putra dari Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, dengan kekuatan personel masing-masing 400 orang. Ziarah akan dipimpin oleh Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH dan diharapkan dihadiri para ketua PD. PPM seluruh Indonesia. Sementara pada acara syukuran yang dirangkaian dengan acara hiburan, diharapkan hadir sekaligus menyampaikan sambutan, Panglima TNI selaku Ketua Dewan Pembina PPM, Ketua Umum DPP LVRI dan para senior pendiri PPM. Menurut Karyadi, pimpinan KNPI Pusat dan OKP tingkat nasional juga diundang dalam acara ini. Selain itu, rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke-32 PPM meliputi, forum dialog kebangsaan tgl 27 Februari 2013, di Jakarta, dengan tema, “Revitalisasi Konstruksi Kebangsaan” yang akan diikuti peserta/utusan, DPP LVRI, DPP KNPI, OKP Tingkat Nasional, PTN/PTS di Jakarta, para ketua PD. PPM, Ormas Tingkat Nasional, Parpol, kementerian dan sejumlah lembaga kajian politik/sosial. Di lingkup internal, akan digelar Diklat Kader Tingkat Madya X oleh PD. PPM Jabar yang akan diikuti selain wakil/utusan PC. PPM se-Provinsi Jawa Barat juga wakil-wakil dari PD. PPM seluruh Indonesia. Kegiatan acara lainnya berupa bakti sosial, selain ditujukan untuk para keluarga Veteran RI juga untuk kalangan masyarakat yang waktu dan tempatnya akan ditentukan kemudian. Sementara itu, kegiatan Fun Bike (sepeda santai) menurut rencana digelar bersamaan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April 2013 mendatang yang dipusatkan di lapangan Monas, Jakarta Pusat. (SS/Panpel).-

PROPOSAL DIALOG KEBANGSAAN

Proposal Dialog Kebangsaan

I.              LATAR BELAKANG
Karya Firmansyah Gozer PPM Tangsel
Indonesia telah merdeka 67 tahun yang lalu. Banyak capaian yang telah diraih, namun masih banyak lagi yang perlu diupayakan untuk membawa bangsa dan negara ini lebih maju dan sejahtera. Pada era antara tahun 1980 – 1990, Indonesia mendapat julukan sebagai salah satu Macan Asia karena pertumbuhan ekonomi yang sangat mengesankan, keamanan sangat kondusif dan kegiatan investasi sangat signifikan. Saat ini Indonesia juga mengalami kemajuan pesat terutama pasca reformasi dimana Indonesia kini menjadi negara demokrasi tersebar ketiga di dunia. Namun cukupkah dengan semua itu ?
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, para pejuang bangsa telah mengorbankan jiwa dan raga mereka dengan cita-cita luhur tanpa pamrih mengharapkan bangsa dan rakyat negara ini berdiri tegak maju dan sejahtera sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Dengan berbagai fenomena yang menimpa bangsa dewasa ini tentunya pasti ada sesuatu yang sedang mengalami ancaman. Akankah bangunan Indonesia dibiarkan terus terancam ?
Sebagai wadah berhimpun Anak dan Keturunan  Veteran Republik Indonesia, Pemuda Panca Marga merasa tergerak untuk menginisiasi suatu forum ilmiah dalam rangka menggali serta merumuskan berbagai pemikiran anak bangsa dari berbagai komponen, sebagai pengejawantahan dari rasa tanggungjawab tersebut. Dalam kerangka tersebut, dialog ini diharapkan dapat menginisiasi langkah-langkah konkrit sebagai upaya merevitalisasi konstruksi kebangsaan kita, sehingga pada tahun 2025 Indonesia dapat mengoptimalkan momentum bonus demografi yang dimiliki,  serta pada akhirnya di tahun 2030 nanti Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia.
II.            TUJUAN
1.      Menemukenali fenomena ancaman ril konstruksi kebangsaan  Indonesia
2.      Menggali pemikiran-pemikiran inovatif yang berpeluang untuk lebih merekatkan konstruksi kebangsaan Indonesia dalam berbagai pilar
3.      Merumuskan solusi cerdas dan efektif sebagai enerji integratif untuk membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera
III.         TEMA
Tema Dialog Kebangsaan ini adalah : “REVITALISASI KONSTRUKSI KEBANGSAAN
IV.         BENTUK DAN MEKANISME DIALOG
Dialog akan dilaksanakan dalam bentuk “Talkshow”. Masing-masing nara sumber menyampaikan informasi, fakta, pemikiran, ide maupun gagasan secara langsung kepada peserta dialog yang dipandu oleh seorang Moderator. Lalu lintas paparan nara sumber dikelola oleh moderator dengan berorientasi kepada tema dialog. Setelah nara sumber mengemukakan berbagai pemikirannya, selanjutnya dilakukan dialog dengan peserta yang hadir.  Paparan nara sumber dan dialog yang dilakukan dengan seluruh peserta, akan dirumuskan sebagai suatu kesimpulan dialog ini dan akan dipublikasikan secara tertulis.   
V.            PEMBICARA/NARA SUMBER
1.   Pewarisan Nilai-Nilai dan Semangat Perjuangan  dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kepada Generasi Muda, oleh LetJen (Purn) Rais Abin, Ketua Umum DPP LVRI.
2.   Revitalisasi Konstruksi Kebangsaan Untuk Kelangsungan Proses Demokrasi dan  Pembangunan Bangsa dan Negara, oleh DR. H.Marzuki Alie, Ketua DPR RI;
3.      Kondusivitas Atmosfir Kebangsaan Untuk Keberlanjutan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, oleh DR (HC) Ir.M. Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian RI;
4.   Rekonstruksi Nilai dan Semangat Kepahlawanan Pada Kondisi Indonesia Kekinian, oleh Edy Prasetyono, S.Sos.,MIS, PhD, Manager of Research and Publication Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;
5.   Toleransi dan Kecerdasan Multikultural Sebagai Investasi Sosial Penguatan Kebangsaan, oleh Ir. Cahyo Kumolo, Tokoh Senior Pemuda Panca Marga.
VI.         PESERTA SEMINAR
1.      Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Sekjen DPP LVRI (3 orang)
2.      Ketua Umum KNPI
3.      Ketua Umum DPP – OKP Tingkat Nasional (20 orang)
4.      Rektor Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di Jakarta (10 orang)
5.      Unsur PP PPM  (20 orang)
6.      Ketua PD – PPM Seluruh Indonesia (33 orang)
7.      Pimpinan Ormas Tingkat Nasional di Jakarta (15 orang)
8.      Ketua Umum Parpol (18 orang)
9.      Kementerian dan Lembaga Negara Terkait: Kemenlu, Kemendagri, Kemenparektiv, Kemensos, Kemeneg LH, Kemenhan, Kemengpora, Kemenkominfo, Kementan, Mabes TNI, Mabes POLRI, BNN  (12 orang)
10. Lembaga Kajian: INDEF, CSIS, MEGAWATI CENTER, HABIBIE CENTER, ICMI (5 orang)
Seluruh peserta dialog direncanakan lebih kurang 150 orang.
VII.       WAKTU DAN TEMPAT
Dialog kebangsaan ini akan  dilangsungkan  pada hari Selasa tanggal 27 Februari  2013  di Jakarta

TRANSFORMASI PARADIGMA MENUJU KEBANGKITAN PPM

TRANSFORMASI PARADIGMA MENUJU KEBANGKITAN PPM



JAKARTA, (  Mabes PPM  )
Peringatan HUT ke-32 Pemuda Panca Marga (PPM) tahun ini, mengusung tema, “Transformasi Paradigma Menuju Kebangkitan PPM”. Puncak acara ditandai dengan ziarah ke TMP Nasional Kalibata, dilanjutkan dengan acara syukuran di Auditorium Balai Sarbini, Gedung Veteran RI (Plasa Semanggi), Sabtu (9/2) mendatang.
Ketua Panpel HUT ke-32 PPM, Abdilah Karyadi, kepada pers di Jakarta, Jumat (1/2) menjelaskan, organisasi wadah berhimpun anak dan keturunan Veteran RI yang dikenal dengan nama Pemuda Panca Marga, resmi berdiri dan dibentuk pada tanggal 22 Januari 1981, di Pandaan, Jawa Timur. “Pemilihan tema peringatan HUT kali ini, bertolak dari keinginan untuk melakukan transformasi nilai-nilai kejuangan para kader PPM, dari sikap militansi seperti yang dikenal selama ini ke sikap intelektual”, ujar Karyadi yang juga menjabat sebagai salah satu ketua Pimpinan Pusat (PP). PPM.
Menurut Karyadi, dalam berbagai kesempatan acara konsolidasi organisasi, Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH, telah mencanangkan dan selalu mengingatkan bahwa periode masa bakti kepengurusan PP. PPM 2011-2015 sekaligus merupakan era kebangkitan PPM. Karenanya, segenap jajaran PPM di seluruh tanah air, mendukung dan bertekad menyukseskan apa yang telah dicanangkan tersebut.
Kegiatan ziarah dan acara syukuran, menurut rencana akan diikuti lebih kurang 1200 anggota Resimen Yudha Putra dari Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, dengan kekuatan personel masing-masing 400 orang. Ziarah akan dipimpin oleh Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH dan diharapkan dihadiri para ketua PD. PPM seluruh Indonesia. Sementara pada acara syukuran yang dirangkaian dengan acara hiburan, diharapkan hadir sekaligus menyampaikan sambutan, Panglima TNI selaku Ketua Dewan Pembina PPM, Ketua Umum DPP LVRI dan para senior pendiri PPM. Menurut Karyadi, pimpinan KNPI Pusat dan OKP tingkat nasional juga diundang dalam acara ini.
Selain itu, rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke-32 PPM meliputi, forum dialog kebangsaan tgl 27 Februari 2013, di Jakarta, dengan tema, “Revitalisasi Konstruksi Kebangsaan” yang akan diikuti peserta/utusan, DPP LVRI, DPP KNPI, OKP Tingkat Nasional, PTN/PTS di Jakarta, para ketua PD. PPM, Ormas Tingkat Nasional, Parpol, kementerian dan sejumlah lembaga kajian politik/sosial. Di lingkup internal, akan digelar Diklat Kader Tingkat Madya X oleh PD. PPM Jabar yang akan diikuti selain wakil/utusan PC. PPM se-Provinsi Jawa Barat juga wakil-wakil dari PD. PPM seluruh Indonesia.
Kegiatan acara lainnya berupa bakti sosial, selain ditujukan untuk para keluarga Veteran RI juga untuk kalangan masyarakat yang waktu dan tempatnya akan ditentukan kemudian. Sementara itu, kegiatan Fun Bike (sepeda santai) menurut rencana digelar bersamaan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April 2013 mendatang yang dipusatkan di lapangan Monas, Jakarta Pusat. (SS/Panpel).-

32 Tahun Pemuda Panca Marga

32 Tahun Pemuda Panca Marga

H.Syariefuddin Soeltan Wasekjen PPM
Oleh : H Syariefuddin Soeltan, Wakil Sekretaris Jenderal Pemuda Panca Marga 2011 - 2015

Organisasi wadah berhimpun anak dan keturunan Veteran RI, Pemuda Panca Marga (PPM) kini telah berusia 32 tahun, jika dianalogikan dengan perjalanan hidup anak manusia, PPM sudah pada fase ‘dewasa’ dalam berpikir dan bertindak.
Suka duka dan lika liku perjalanan organisasi PPM pun cukup beraneka warna, mengikuti alur perjalanan kehidupan bangsa, mulai dari saat kelahirannya pada tanggal 22 Januari 1981 di Pandaan, Jawa Timur, yang kemudian berkiprah sebagai salah satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di tanah air dan lebih spesifik lagi, menjadi bagian dari Keluarga Besar ABRI (KBA) dan Keluarga Besar Golkar.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Golkar dan Keluarga Besar ABRI bersama FKPPI, PPM selama era Orde Baru tentu saja berada pada posisi yang dekat dengan kekuasaan. Jajaran PPM di seluruh tanah air, berinteraksi dan melekat secara struktural dengan jajaran pertahanan keamanan mulai dari pusat (Mabes ABRI) hingga ke daerah-daerah (Komando Utama dan Teritorial).
Posisi tersebut cukup menguntungkan bagi para kader PPM yang terjun ke dunia politik, karena terbukanya peluang bagi mereka untuk berkiprah di lembaga legislatif mulai dari DPRD Tingkat II, Tingkat I hingga ke pusat.  Hal serupa juga terjadi (meski tidak banyak) di lingkungan institusi pemerintahan, demikian pula di kalangan dunia usaha.
Reposisi keberadaan PPM terjadi seiring dengan arus reformasi tahun 1998, yang kemudian menelorkan sikap independen organisasi anak dan keturunan Veteran ini di dunia politik. PPM secara resmi melepaskan diri dari, organisasi Legiun Veteran RI, Keluarga Besar ABRI dan Keluarga Besar Golkar. Sikap politik dan pendirian resmi PPM, dicetuskan pada forum Rapim pasca reformasi, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) PPM, Drs Djoko Purwongemboro.
Hal tersebut juga membawa perubahan dalam kiprah dan keberadaan PPM dari pusat hingga ke jajaran paling bawah. Sebagai organisasi kepemudaan yang bersifat independen, PPM beranggotakan para kader yang berbeda latar belakang warna politiknya. Satu hal yang dipersyaratkan bagi calon pengurus PPM di semua tingkatan (PP, PD, PC, PR dan Komisariat) adalah ketentuan wajib, untuk menunjukkan keabsahan sebagai anak dan keturunan Veteran RI yang dibuktikan dengan SK Veteran RI Orangtua (Bapak atau Ibu kandung atau Kakek/Nenek) dan Kartu Keluarga ybs. Namun demikian, di luar anak dan keturunan Veteran RI yang ingin bergabung dalam keluarga besar PPM, disediakan wadah Korps Yudha Putra.
Di era reformasi, PPM berkiprah sebagaimana organisasi kemasyarakatan pemuda lainnya, meskipun di dalam struktur kepengurusannya mulai dari pusat hingga ke ranting, pembina (setempat)-nya masing-masing adalah pimpinan TNI mulai dari pusat hingga ke jajaran teritorial paling bawah. Menurut Sekjen PP. PPM, Ir Ishak Tan, MSi, PhD, hal tersebut semata-mata karena faktor kesejarahan dan administratif belaka. Seperti diketahui, pembinaan administrasi Veteran RI berada di Mabes TNI hingga ke jajaran Kodim di daerah-daerah.
Perubahan sikap, pola pikir dan keberadaan institusi dalam pengembangan PPM ke depan, menurut Ishak Tan, dilakukan melalui upaya transformasi nilai-nilai yang selama ini melekat pada organisasi PPM yang cenderung lebih mengedepankan militansi para anggotanya. “Kita akan berupaya melakukan transformasi nilai, dari militansi ke intelektual,” ujarnya. Karena itulah, dalam memperingati HUT ke-32 PPM kali ini, mengusung tema, “Transformasi Paradigma Menuju Kebangkitan Pemuda Panca Marga”. Menurut Ishak, pemilihan tema sekaligus dikaitkan dengan kebangkitan PPM, sebagaimana yang telah dicanangkan dan kemudian berulangkali disampaikan dalam berbagai kesempatan kegiatan konsolidasi organisasi oleh Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH. Menurut H Lulung, periode masa bakti kepengurusan 2011-2015 harus dijadikan sebagai era kebangkitan PPM di seluruh Indonesia.

Terkait kegiatan yang dilaksanakan memperingati HUT ke-32 PPM, Ketua Panpel, Abdilah Karyadi, menjelaskan, berhubung kondisi Ibukota beberapa waktu lalu, puncak acara HUT yang seharusnya digelar pada tanggal 22 Januari 2013, diundur pelaksanaannya menjadi tanggal 9 Februari 2013. Kegiatan puncak, ditandai dengan ziarah ke TMP Nasional Kalibata, dilanjutkan dengan acara syukuran di Auditorium Balai Sarbini, Gedung Veteran RI (Plasa Semanggi).
Kegiatan ziarah dan acara syukuran, menurut rencana akan diikuti lebih kurang 1200 anggota Resimen Yudha Putra dari Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, dengan kekuatan personel masing-masing 400 orang. Ziarah akan dipimpin oleh Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH dan diharapkan dihadiri para ketua PD. PPM seluruh Indonesia. Sementara pada acara syukuran yang dirangkaian dengan acara hiburan, diharapkan hadir sekaligus menyampaikan sambutan, Panglima TNI selaku Ketua Dewan Pembina PPM, Ketua Umum DPP LVRI dan para senior pendiri PPM. Menurut Karyadi, pimpinan KNPI Pusat dan OKP tingkat nasional juga diundang dalam acara ini.
Selain itu, rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke-32 PPM meliputi, forum dialog kebangsaan tgl 27 Februari 2013, di Jakarta, dengan tema, “Revitalisasi Konstruksi Kebangsaan” yang akan diikuti peserta/utusan, DPP LVRI, DPP KNPI, OKP Tingkat Nasional, PTN/PTS di Jakarta, para ketua PD. PPM, Ormas Tingkat Nasional, Parpol, kementerian dan sejumlah lembaga kajian politik/sosial. Di lingkup internal, akan digelar Diklat Kader Tingkat Madya X oleh PD. PPM Jabar yang akan diikuti selain wakil/utusan PC. PPM se-Provinsi Jawa Barat juga wakil-wakil dari PD. PPM seluruh Indonesia.
Kegiatan acara lainnya berupa bakti sosial, selain ditujukan untuk para keluarga Veteran RI juga untuk kalangan masyarakat yang waktu dan tempatnya akan ditentukan kemudian. Sementara itu, kegiatan Fun Bike (sepeda santai) menurut rencana digelar bersamaan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April 2013 mendatang yang dipusatkan di lapangan Monas, Jakarta Pusat

Tidak ada komentar:


widgeo.net

ZIARAH TMP KALIBATA

Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga (PP. PPM) menggelar kegiatan ziarah dan acara syukuran dalam rangka memperingati HUT ke-32 PPM, hari ini. Ziarah ke TMP Nasional Kalibata, dipimpin Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH, diikuti sekitar 1200 anggota PPM/Korps Yudha Putra dari Markas Daerah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

1360447225810120391
Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, menabur bunga di makam almarhum H. Achmad Tahir
Selesai memimpin penghormatan sekaligus meletakkan karangan bunga di tugu peringatan TMPN Kalibata, Ketua Umum PP. PPM bersama sejumlah ketua PD. PPM dan peserta ziarah melaksanakan tabur bunga di beberapa makam, antara lain, makam Almarhum H. Achmad Tahir, makam Almarhumah Ibu Achmad Tahir, Almarhum Edi Sudrajat dan Almarhum Baramuli.
Sebelum meninggalkan TMPN Kalibata, Ketua Umum PP. PPM H. Lulung berkenan menuliskan kesan dan pesan yang pada intinya merupakan tekad segenap anggota PPM di seluruh tanah air, untuk senantiasa melanjutkan cita-cita perjuangan para pahlawan, melalui kreasi dan karya nyata sebagai anak bangsa. Kepada reporter TVRI yang mewawancarainya, Ketua Umum PP. PPM menyatakan, PPM tetap konsisten menanamkan nilai-nilai kejuangan para pahlawan yang senantiasa dilandasi sikap profesional.
13604479182062387779
Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung, menuliskan kesan dan pesan di buku tamu TMPN Kalibata
“PPM juga menekankan perlunya transformasi paradigma para kadernya dari yang selama ini dikenal karena militansinya menjadi sikap militan yang dibarengi nilai intelektualitas,” ujar H. Lulung.
13604485501165542757
Ketua Umum PP. PPM, H. Lulung AL, SH, (kedua dari kanan) didampingi Sekjen PP. PPM, Ir. Ishak Tan, PhD (ujung kanan) dan Ketua Panpel HUT ke-32 PPM, Abdilah Karyadi (kedua dari kiri), saat diwawancarai reporter TVRI
Berangkai dengan kegiatan ziarah, dilaksanakan pula acara syukuran yang berlangsung di Balai Sarbini, Plasa Semanggi. Acara ini dihadiri para kader PPM/Korps Yudha Putra, para senior/pendiri PPM dan Dewan Paripurna Nasional (Deparnas) PPM, Ketua Umum DPP LVRI diwakili oleh Wakil Ketua I DPP LVRI, Soekotjo, Panglima TNI selaku Ketua Dewan Pembina PPM yang diwakili oleh Aster Panglima TNI, Mayjen TNI DR. S. Widjonarko, S.Sos, MM, MSc.
Acara syukuran dimeriahkan, atraksi/ketrampilan Peraturan Baris Berbaris (PBB) kreasi oleh anggota PPM dari Markas Cabang Kabupaten Bekasi, tari persembahan topeng rehe dari PD. PPM Jabar, debus oleh anggota PPM dari Mada PPM Provinsi Banten, tari kreasi Betawi oleh penari kader PPM, penampilan Star Band (anggota putri PPM DKI Jakarta).
1360449048590598726
Atraksi ketrampilan Peraturan Baris Berbaris (PBB) kreasi oleh kader PPM/Yudha Putra dari Markas Cabang Kabupaten Bekasi

Oleh : H Syariefuddin Soeltan