"Kami sempat pakai tim appraisal dari Istana Gebang di Blitar, tapi harganya terus naik sampai Rp 2 miliar," kata Risma saat mendampingi Ketua Umum DPP PDIP , Megawati Soekarnoputri yang ingin melihat rumah kelahiran Bung Karno , Senin (17/3).
Risma mengaku pihaknya akan terus berusaha melakukan pendekatan intensif agar harga rumah seluas 7x17 meter persegi itu menjadi wajar. "Kita juga ingin secepatnya rumah itu segera diambil alih Pemkot Surabaya dan dijadikan sebagai salah satu cagar budaya milik negara," tandas Risma.
Sementara itu, Samsul Arifin (54), kakak kandung dari Jamila menjelaskan dirinya tak menyebut rumah tersebut dijual tetapi meminta kejelasan agar menghindari makelar 'nakal.'
"Saya tidak mau menyebut itu (dijual), saya mengatakan hanya ingin kejelasan. Arahnya ya ke sana, kalau saya sebut urusannya panjang, banyak 'wereng' yang ingin ikut bermain," kata Samsul.
Sementara itu, seperti yang diceritakan Samsul, sejak tahun 1990, rumah yang dibeli orang tuanya, pasangan almarhum H Abdul Kadir Latif-Siti Hajaliyah itu, saat ini ditempati oleh adiknya Jamila. "Rumah ini dulu dibeli ibu saya dari seseorang dan mulai di tempat alamarhum ibu saya tahun 1990. Karena ayah saya sudah almarhum lebih dulu, jadi ditempati ibu saya," katanya.
Samsul meyakini kamar depan rumah itu sebagai tempat persalinan Ibu Bung Karno , saat melahirkan Sang Putra Fajar, yang kelak menjadi Presiden RI yang pertama. Dan rumah tersebut, saat ini masih utuh seperti aslinya, sebab si pemilik rumah tidak pernah merenovasi rumah tersebut.
Sebelumnya, Samsul dan keluarganya tidak mengetahui kalau rumah yang ditempatinya itu memiliki nilai sejarah. "Sekarang kan yang nempati adik saya (Jamila). Dia ini yang repot menerima orang-orang yang datang lihat-lihat rumah. Setelah itu, ya selesai tidak ada kelanjutannya," beber Samsul.
Sekadar tahu, rumah di Jalan Peneleh, Gg Pandean No 40 yang diyakini sebagai rumah tempat kelahiran san proklamator itu, dulunya berada di Gang Lawang Seketeng yang kemudian diganti Gang Pandean. Saat diketahui sebagai tempat kelahiran Bung Karno , gang itupun dijuluki Kampoeng Bung Karno .
Beberapa foto Bung Karno turut menghiasi kampung tersebut. Baik di pintu masuk gang, di sebelah kiri jalan, tepatnya di depan warung kopi juga tertempel foto Sang Putra Fajar, di balai RT juga terdapat dua foto Bung Karno .
[ded]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar