Masjid Al Mujahidin Cibarusah, Saksi Bisu Perlawanan Pada Penjajah (gunrakyatbekasi.wordpress.com) |
Masjid Al Mujahidin Cibarusah, Bekasi ini dulunya menjadi markas komando dan kamp pelatihan semi militer anggota Laskan Hizbullah melawan penjajah Jepang.
Dream - Masjid lazimnya sebagai tempat ibadah bagi kaum Muslim. Namun, pada zaman penjajahan dulu, masjid tak jarang digunakan sebagai basis perjuangan.
Dan salah satu tempat ibadah kaum Muslim yang menjadi basis perjuangan bangsa itu adalah Masjid Al-Mujahidin yang terletak di Kampung Babakan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Masjid ini pernah menjadi markas komando Laskar Hizbullah melawan Belanda dan Jepang.Laskar Hizbullah merupakan satuan pejuang bentukan para aktivis Islam yang tergabung dalam Partai Masyumi pada tahun 1944. Kesatuan ini dibentuk untuk mengimbangi tentara Pejuang Tanah Air (PETA) bentukan Jepang. Laskar ini beranggotakan pemuda Muslim yang dilatih dengan pelatihan semi militer.
Para pemuda Muslim yang tergabung dalam kesatuan ini digembleng di Masjid Al-Mujahidin ini. Lingkungan sekitar yang saat itu masih berupa hutan dan tidak jauh dari pusat kekuasaan Jepang menjadikan masjid ini sebagai tempat strategis untuk melatih pasukan.
Kamp pelatihan ini melahirkan beberapa nama pahlawan nasional. Salah satunya adalah KH Zainul Arifin, yang mampu menggelorakan semangat perjuangan di kalangan anak muda terutama santri. Mereka kemudian menjadi garda terdepan dalam perlawanan mengusir penjajah.
Setelah menjalani pelatihan, para anggota laskar diperintahkan untuk menyebar ke seluruh penjuru negeri. Mereka berada di bawah komando KH Zainul Arifin selaku Komandan Tertinggi. Dalam menjalankan komandonya, ia dibantu oleh Abdul Mukti, Ahmad Fathoni, Muhammad Syahid, Amir Fattah, Prawoto Mangkusasmito, dan KH Mukhtar.
Saat ini, Masjid Al Mujahidin Cibarusah masih tetap digunakan sebagai tempat salat. Selain itu, masjid ini juga menjadi basis masyarakat untuk berkegiatan dalam bidang agama. (Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar